Kelumpuhan
tidur atau tindihan atau direp-rep (jawa) dalam dunia medis disebut dengan sleep paralysis yaitu keadaan dimana kita tidak mampu untuk menggerakan badan atau berteriak baik saat menjelang tidur (disebut hypnogogic atau predormital) atau saat bangun (disebut hypnopompic atau postdormtal). Hal ini dapat terjadi karena sesak napas saat hendak maupun bangun tidur, namun akan kembali dalam keadaan normal dalam hitungan detik maupun menit. Sesak napas yang dimaksudkan dapat dipicu oleh stress, depresi, kelelahan dan kurang tidur.
Tahapan mimpi dibagi menjadi beberapa fase yaitu N1, N2, N3 dan R. Pada tahapan N1 seseorang tertidur namun dalam keadaan masih setengah sadar, kemudian fase N2 adalah tahapan tidur lebih dalam dan N3 adalah yang paling dalam. Sedangkan untuk fase R adalah tahapan dimana mimpi terjadi biasanya terjadi diantara fase N2 dan fase N3 dan yang paling sering menyebabkan sleep paralysis adalah ketika seseorang tertidur pada fase N1 lompat ke fase R, itulah mengapa sleep paralysis umumnya terjadi ketika orang hendak tertidur atau bangun tidur. Pada keadaan bangun tidur biasanya terjadi karena orang tidak segera bangun karena masih dalam keadaan capek dan mengantuk sehingga memungkinkan dia memasuki fase N1 kembali dan lompat ke fase R.
Sleep paralysis sering digambarkan orang sebagai peristiwa gaib dimana orang yang mengalaminya ditindih oleh makhluk halus atau hantu karena pada proses berlangsungnya kita sering kali berhalusinasi dan melihat sosok yang aneh seperti hantu, kerabat yang sedang berjauhan, orang yang telah meninggal bahkan sosok alien. Dan rentang usia orang dimana pertama kali mengalami sleep paralysis adalah di usia 14 sampai dengan 17 tahun dan diperkirakan setiap orang mengalami kejadian ini setidaknya dua kali bahkan lebih.
Apa saja gejalanya?
- Keluhan ketidakmampuan untuk menggerakan anggota badan saat sedang tertidur atau saat bangun
- Kehadiran episode singkat kelumpuhan otot rangka parsial atau lengkap
- Episode dapat berhubungan dengan halusinasi hypnagogic atau mimpi-seperti pemikiran (bertindak atau penggunaan otak)
Sleep paralysis sering dikaitkan dengan narkolepsi, kondisi neurologis di
mana seseorang mempunyai kebiasaan tidur siang yang berlebihan dan orang yang jadwal tidurnya tidak teratur sehingga kekurangan tidur paling sering mengalami sleep paralysis. Namun, ada banyak orang yang mengalami kelumpuhan tidur tanpa tanda-tanda tersebut sehingga tidak ada penjelasan mengapa beberapa orang tanpa gejala narkolepsi dapat mengalami kejadian ini.
Hal
ini tidak berbahaya, meskipun kebanyakan orang dilaporkan merasa sangat
takut karena mereka tidak mengerti apa yang tengah dialaminya dan dalam hitungan detik atau
menit mereka secara bertahap atau tiba-tiba mampu bergerak lagi. Kendati demikian jika anda sering mengalami kejadian ini dan dengan waktu yang relatif berdekatan misal saja dalam seminggu dapat mengalami 2 sampai 3 kali ada baiknya anda memeriksakan kondisi anda ke dokter sehingga dapat diperkirakan penyebab pastinya. Dokter biasanya akan menanyakan beberapa hal tentang kapan biasa terjadinya dan berapa lama berlangsungnya, dokter juga akan menanyakan obat-obatan apa yang pernah atau tengah dipakai sehingga penangan lebih lanjut dan obat yang diberikan dapat terarah.
Anda dapat meminimalkan resiko sleep paralysis dengan mengikuti kebiasaan tidur yang baik dan menjalankan tips berikut:
- Mencukupi kebutuhan tidur
- Mengurangi stres bisa dengan cara refreshing atau traveling dengan keluarga maupun kerabat untuk mengurangi beban pikiran masalah atau pekerjaan yang dirasa cukup berat sehingga akan menggangu kesehatan otak anda
- Berolahraga secara teratur (tapi tidak terlalu dekat dengan waktu tidur)
- Menjaga jadwal tidur yang teratur
nice! :)
BalasHapussangat bermanfaat untuk saya